Saturday, December 17, 2011

Fate [one shoot]



Author: Amma

Title: Fate
Genre: Romance, friendship
rating: PG-13
catagory: one shoot
Cast : Go Ara, Jung Yunho, Kim So Eun, Changmin and other


Main cast:

Go Ara

Jung Yunho



Terik matahari siang itu memang sangat menyengat, karena ini adalah minggu ke tiga musim panas di Seoul. Klakson mobil saling sahut menyahut tatkala mobil-mobil ini sudah tak sabar lagi untuk menunggu. Apalagi cuaca yang membuat para pengendara mudah emosi. Hari itu memang ada kecelakaan yang mengakibatkan kemacetan.

“aigooo.....mengapa mobilnya tidak jalan-jalan sih!!” keluh salah satu gadis yang ada didalam mobil.
“sabar, tadi saat aku bertanya, ternyata di depan ada kecelakaan” ujar gadis lain menenangkan.
Dari seragam mereka jelas sekali bahwa mereka berdua adalah siswi dari SMA favorite SHINWA.
“bila seperti ini kapan kita akan sampai” rengek Ara, So eun yang sejak tadi menenangkan Ara hanya terdiam sambil melihat ke arah jendela. Hal itu membuat Ara penasaran.
“kau sedang melihat apa So eun-ah?”
“aku melihat pengemis tua itu” So eun menunjuk ke arah pengemis yang sedang meminta-minta, pengemis itu cacat.
“harusnya anaknya mengurusinya dimasa tua, kasihan sekali” 
“iya kasihan” jawab Ara sekenanya, Ara kemudian melamun, dia berfikir betapa kehidupannya sungguh berlebihan. Apapun yang Ara mau pasti bisa terpenuhi, maklum dia adalah anak tunggal, ayahnya adalah pengusaha sukses. Namun sebelum ia semakin jauh melamun, tiba-tiba saja...
“BRUGGGG!!!!!”





Hantaman keras pada bagian belakang mobil, membuat dua orang gadis ini sama-sama berteriak. Ara dengan cepat keluar dari mobil, dan melihat apa yang terjadi. Ternyata salah satu motor telah menabrak bemper belakang mobilnya.
“Apa kau buta??? Mobil sebesar ini kau tidak bisa lihat??” bentak Ara kepada pengendara motor itu. Mendengar Ara yang marah-marah So eun langsung menyusul keluar dari mobil dan langsung menenangkan Ara.
“Sudahlah Ara-ah, menyelesaikannya jangan emosi”
“bagaimana aku tidak emosi, kau lihat mobilku sampai penyok seperti ini!”



Disaat orang-orang mulai mengerubungi mereka, pengendara motor itu membuka helm yang ia kenakan. Ara begitu tertegun melihat wajah pria itu. Tampan.
“chusammita, aku tidak sengaja” ujar pria itu sambil membungkukkan badannya.
“kwenchana oppa, mobilnya hanya penyok sedikit” ujar So eun yang juga terpesona wajah tampan pria itu.
“HAH??? Tidak apa-apa dari mana? Ini kan mobilku So eun, aku tidak mau tahu, kau harus ganti rugi, kalau tidak aku akan melaporkanmu ke polisi” bentak Ara mencoba galak.
“kau tenang saja, aku pasti akan ganti rugi, tapi aku sedang buru-buru sekarang” jawab pengendara motor itu.
“terus bagaimana??? Apa kau akan membawa mobilku ke bengkel??” bentak Ara. Akhirnya setelah lama berkompromi pria itu memberikan kartu namanya.
“begini, karna aku sedang buru-buru, kau pegang ini, soal kerusakan mobilmu, aku pasti akan mengganti semua biaya, bagaimana???” tawar pria itu pada Ara.
“alasan apa yang membuat aku harus percaya padamu??” ujar Ara mendelik.
“aku tidak akan membohongimu, aku ketua club taekwondo di kampusku, jadi bila aku berbohong kau bisa langsung mencariku kesana, oke!” Ara berfikir sejenak.
“ehm....oke” jawab Ara menyetujui, walaupun wajahnya sangat kecut.

Sesampainya di rumah, Ara langsung menyuruh supirnya untuk membawa mobilnya ke bengkel. Sesampainya di kamar ia menjatuhkan tubuh ke kasurnya yang empuk sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia bergumam pelan
“aigooo, namja itu tampan sekali, huh!”
Dalam hati ia menyesal karna lebih menutamakan emosinya, sehingga pertemuan tak terduga dengan pria yang bisa membuat jantungnya berdegup cepat pun berantakan. Lamunannya semakin dalam dan ia jadi merasa kesal.
“hah, coba tadi aku tidak mengutamakan emosiku, pasti....”
Tiba-tiba ponsel Ara berdering, tertera nama Kim so eun pada layar ponselnya.
“yoboseo, ada apa?”
“ehm, Ara, apa kau masih marah soal tadi??” tanya So eun hati-hati.
“marah? Aigo...aku tidak marah So eun, tadi suasana hatiku sedang sedikit buruk saja” elak Ara sambil tertawa.
“sincha??? Aku pikir kau marah padaku, makanya saat tadi di mobil aku tidak berani bicara”
“anyo, tenang saja”
mereka pun membicarakan ini itu, sampai So eun bertanya
“kau menyukai namja tadi ya Ara?” Mendengar pertanyaan So eun, Ara pun tersentak kaget.
“anyooo, kau tidak melihat aku tadi kesal sekali pada namja itu?” Ara mengelak, walaupun suaranya terdengar gugup.
“ohhh, yasudah bila kau tidak suka, memang siapa nama namja itu?” Ara mengerutkan alisnya. Ia bingung dengan pertanyaan So eun.
“mengapa kau menanyakan itu padaku, aku kan tidak berkerkenalan dengannya”
“lihat dikartu nama yang ia berikan padamu!!!”
Ara baru teringat bahwa pria tadi memberikan kartu nama padanya. Setelah dicari-cari dalam tasnya, akhirnya ia menemukan kartu itu. Nama pria itu adalah Jung Yunho, didalam kartu itu juga terdapat alamat dan nomor ponselnya.
“Ara, ada kan???” tanya So eun penasaran.
“ah mianhe, tadi aku mencari dulu, namanya.....Jung Yunho”
“aigo...namanya setampan orangnya ya!!!”  ujar So eun antusias
“ah, biasa saja, kau terlalu berlebihan!!!”  jawab Ara berbohong, mencoba biasa.
“minta nomor ponselnya, boleh kan???” tanya So eun cengengesan,
“nomornya 067...903....214...untuk apa?” tanya Ara heran.
“anyo, aku hanya ingin mengenalnya lebih jauh, anyeong Ara” So eun langsung memutus sambungan telepon. Ara sedikit kesal dan merasa tidak rela.

          Pagi itu begitu cerah, terdengar suara burung-burung yang sedang bernyanyi, yang hinggap dipohon yang ada dihalaman rumah keluarga Go. Di meja makan sudah tersedia sarapan.
“anyeong, appa, oemma” sapa Ara pada kedua orangtuanya.
“anyeong sayang, ayo kau harus sarapan dulu, oemma tidak mau kau sampai sakit”
“nde oemma” sahut Ara sembari duduk.
“ehm, ada apa dengan mobilmu? paman Sun bilang bemper belakangnya rusak?” tanya ayahnya penasaran.
“oh, itu..., kemarin saat macet, ada motor yang menabrak bemper belakang mobilku”  jelas Ara.
“tapi kau tidak apa-apa kan?” tanya oemma nya khawatir.
“kwencahanyo eomma” ujar Ara tersenyum.
“lebih berhati-hatilah” ujar Ayahnya memberi nasihat.
“nde appa!”

****



          Bel pulang pun berbunyi, Ara dan So eun berjalan menuju parkiran sambil mengobrol.
“aku ikut mobilmu ya?” pinta Ara sambil tersenyum.
“tentu saja boleh, ehm...tapi temani aku bertemu orang dulu ya, dia sudah menunggu didepan, bagaimana?”
“kwenchana, pasti aku temani!”
beberapa  menit kemudian datang sepeda motor yang sudah tidak asing lagi. Saat pengendaranya membuka helm, betapa terkejutnya Ara karena pria itu adalah Yunho. Untuk apa Yunho menemui So eun, pikir Ara dalam hati.
“anyeong, mianhe So eun, aku terlambat” ujar Yunho sambil tersenyum manis.
“eh, anyo, kami juga baru keluar” jawab So eun.
“Oya, aku sudah mengirim uang ke rekening temenmu untuk mengganti kerusakan mobilnya, bila kurang nanti aku akan tranfer lagi” ujar Yunho kepada So eun, yang bermaksud mengutarakannya pada Ara. So eun mengenalkan Yunho pada Ara, dan meminta mereka untuk berdamai.

Di kamar, Ara berbaring dikasurnya sambil mendengarkan lagu Sarangingulyo yang dinyanyikan Taeyeon dan Sunny snsd, lagu ini adalah lagu favoritenya. Ara tidak menyangka bila So eun bisa dengan cepat sekali akrab dengan Yunho. Sedangkan dirinya, untuk tersenyum kepada Yunho saja ia sangat sulit karena gengsinya.

***




Sudah hampir seminggu, So eun dan Yunho semakin dekat. Jam istirahat berbunyi, Seperti biasa Ara dan So eun pergi bersama ke kantin.
“ehm....So eun kau dan Yunho pacaran ya?” tanya Ara penasaran.
“belum, tapi aku tidak tahu nanti”
“memang dia tidak memiliki yeojachingu? Kenapa kau dan dia bisa cepat akrab??” tanya Ara semakin penasaran dengan hubungan sahabatnya itu.
“dia belum memiliki yeojachingu, aku cepat dekat dengannya karena Yunho kan selain tampan sangat menyenangkan!!!” ujar So eun antusias. Dalam hati Ara berpikir, mungkin So eun menyukai Yunho, dan begitu sebaliknya. Hancur sudah harapannya untuk mengenal Yunho lebih dekat.

Tiga hari kemudian....
“Aduh mian, aku tidak bisa menerima cintamu”
Siang itu Changmin, ketua tim basket disekolah Ara, sedang meminta Ara untuk menjadi kekasihnya, walaupun Ara sudah empat kali menolaknya namun Changmin tidak patah semangat.
“Ara....beri aku kesempatan, aku mohon...” pinta Changmin memelas. Ara jadi serba salah. Dari kejauhan Ara melihat Yunho membawa sebuket bunga mawar putih. Ara mengira Yunho pasti mau menyatakan cinta pada So eun, hal itu membuatnya patah hati. Yunho mendekat kearah ia dan Changmin.
“anyeong....Ara apa bisa bicara sebentar?” pinta Yunho sambil mengembangkan senyum.
“ehm...mau membicarakan apa?” tanya Ara heran.
“aku mau bertanya sesuatu!”
dalam hati Ara berpikir, pasti Yunho ingin menanyakan keberadaan So eun.
“bila kau ingin bertanya sesuatu disini saja, aku tidak enak karena aku ada kencan dengan dia” ujar Ara berbohong sambil menunjuk ke arah Changmin.
“Changmin kenalkan, ini Yunho” Ara memperkenalkan mereka.
“oh, jadi dia namjachingu-mu?” tanya Yunho penasaran.
“ehm...belum, tapi mungkin akan, memang kenapa? Oya kau mau menanyakan apa?” Changmin tersenyum senang mendengar kata-kata Ara. Sebelum Yunho menjawab, Ara sudah mendahului.
“So eun ya?”
“ehm..” Yunho jadi kebingungan.
“So eun tidak masuk hari ini, dia sakit, sebaiknya kau ke rumahnya saja!”
“oh, yasudah aku permisi, anyeong!” pamit Yunho sambil tersenyum kepada Ara dan Changmin.
“anyeong” Ara mencoba biasa, setelah Yunho pergi.
“kau benar-benar mau kencan bersamaku Ara?”
“anyo!! Aku pulang dulu, anyeong Changmin-ah” Ara pergi meninggalkan Changmin yang masih terdiam di tempatnya.

***
Sesampainya di rumah Ara yang begitu letih langsung beranjak ke kamarnya, namun saat akan menaiki tangga, ibunya memanggilnya.
“Ara, kemari sebentar!” pinta ibunya.
“ada apa oemma?” tanya Ara heran.
“besok, teman eomma dan appa, akan datang kemari” ibu Ara menghentikan kalimatnya.
“terus ada apa?” tanya Ara semakin heran.
“mereka akan datang bersama putranya, dia tampan dan pintar, oemma ingin mengenalkannya padamu” jelas ibunya sambil tersenyum.
“jangan bilang, oemma berniat menjodohkanku? Aigooo...apa putri oemma ini tidak laku!” rengek Ara.
“oemma mohon, kau berkenalan saja dulu, setelah itu kau boleh menentukan!” rayu ibu Ara meyakinkan Ara.
“ehm...baiklah”
“gomawo sayang, sekarang kau ganti baju, setelah itu makan, eomma membuatkan makanan kesukaanmu”
“nde oemma-ku sayang” sambil mencium pipi ibunya, dan berlalu menuju kamarnya dilantai dua.

          Malam yang sunyi ini di tembus oleh musik yang mendayu-dayu, seperti biasa Ara memang menyukai lagu-lagu melankolis, kali ini ia mendengarkan lagu Banji yang dinyanyikan Tiffany snsd, lagu itu mengalun lembut, sangat cocok dengan suasana hatinya. Ara patah hati, ia mengira bahwa So eun pasti sudah berpacaran dengan Yunho, ponsel Ara berdering. Tanpa melihat siapa peneleponnya Ara langsung mengangkatnya.

“yoboseo, siapa ini?” tanya Ara malas-malasan.
“ini aku Kim so eun, kenapa tidak melihat siapa yang menelepon sih bila kau menangkat ponsel?” gerutu So eun.
“nde, mianhe, wae?” tanya Ara datar, ia sangat tidak bersemangat. Paling-paling So eun hanya ingin menceritakan hubungannya dengan Yunho, karena Yunho telah menyatakan cinta padanya. Pikir Ara.
“aku ingin membicarakan soal Yunho” jawab So eun, terdengar nada suara So eun yang sedikit khawatir. Seharusnya dia kan bahagia, pikir Ara.
“kau sudah berpacaran dengan Yunho ya?” tanya Ara ketus.
“anyo, dia tadi siang berniat untuk menyatakan cinta padamu Ara!” jelas So eun, betapa tersentaknya Ara mendengar pernyataan So eun tadi.
“HAH??? sincha??? Itu kan tidak mungkin!!!” ujar Ara panik.
“nde, aku serius, selama ini dia suka padamu, tugasku hanya membuat kalian dekat” jelas So eun sambil tertawa.
“tapi......” So eun tidak meneruskan kalimatnya.
“wheo??” tanya Ara heran.
“Yunho berkata kau akan kencan dan lebih menyukai Changmin, lalu kau juga tidak mau bicara dengannya, dia sangat sedih, dan sepertinya dia patah hati” terang So eun, mendengar pernyataan So eun, mulut Ara bagai terkunci rapat, ia tidak mengatakan sepatah katapun. Dadanya sesak, Tanpa sadar air matanya menetes.
“Ara, kau masih disitukan??” tanya So eun panik, karena Ara tidak memberikan respon apapun. Beberapa detik kemudian terdengar suara tangis Ara.
“Ara kau menagis?” So eun panik.
“kenapa kau malah menangis?” tanya So eun bingung.
“aku...aku...aku tidak kencan dengan Changmin, tadi aku hanya ingin menunjukkan bahwa banyak namja yang menyukaiku, tapi aku tidak menyangka dia menyukaiku, dan pada kenyataannya aku juga menyukainya” jelas Ara sambil menangis.
“aigooo Ara...mengapa kau bisa melakukan itu??” tanya So eun penasaran,
“aku pikir...dia ingin menyatakan cinta padamu....”
“haduh, dasar babo!!! Sabar sayang, sekarang sebaiknya kau hubungi Yunho, bagaimana?” saran So eun sambil menenangkan Ara.
“oke, gomawo So eun-ah” ujar Ara sambil memutus sambungan telepon. Ia mencari kontak Yunho di ponselnya, namun ia sedikit ragu untuk menghubungi nomor tersebut. Beberapa menit kemudiam ia memberanikan diri untuk menelepon Yunho.
“yo..bo...seo...” sapa Ara gugup.
“nde, wheo???” tanya Yunho datar.
“ini Yunho kan? Ini aku Ara!” ujar Ara basa basi.
“nde, ada apa?” nada suara Yunho tetap datar.
“mianhe soal kejadian siang, tadi....” Setelah Ara menjelaskan yang sebenarnya pada Yunho, Yunho membuka suara, ia menarik nafas berat.
“mianhe Ara, tapi aku sudah memutuskan untuk membuka hatiku untuk yeoja lain, dan itu pilihan oemma-ku, aku pikir itu pasti yang terbaik”
betapa tersentaknya Ara mendengar pengakuan Yunho. Malam itu Ara menangis sejadi-jadinya, dia sangat menyesal, para pelayan Ara sibuk membersihkan tisu bekas Ara menghapus airmatanya.
“huhuhuhhuh, dasar Yunho brengsek!!! Baru tahu aku dekat dengan namja lain saja sudah mundur, pengecut!!!” Ara menangis sampai-sampai ia terlelap tidur karena kelelahan.

****




          Pagi itu ibunya yang membangunkan Ara, yang masih tertidur walau mentari sudah menampakkan batang hidungnya. Ini memang hari minggu. Melihat mata putri kesayangannya sembab, ibunya langsung mengintrogasi Ara, dan menenangkannya.
“cup cup, anak oemma jangan sedih seperti ini, sekarang kau mandi, dan nanti matanya kompres, kan mau bertemu dengan namja tampan” pinta ibunya sambil meledek.
“OEMMA!!! Aku kan sedang patah hati” rengek Ara sambil memanyunkan bibirnya.
ibunya tertawa.
“mianhe sayang, sudah sana.....” suruh ibunya.
         

Terdengar suara mobil yang memasukki halaman rumah Ara,Ara berfikir pasti orang yang di tunggu ibunya sudah tiba. Dugaannya benar, karena beberapa menit kemudian, pelayan rumahnya langsung memanggil Ara. Ara menuruni tangga dengan dres selutut berwarna putih, dan rambut yang digerai, dan hanya diikat sedikit, membuat dia terlihat sangat cantik. Walaupun matanya masih sedikit sembab.

“ayo cantik, oemma akan mengenalkanmu!” bujuk ibunya, Ara terdiam melihat pria tampan dihadapannya, pria itu tersenyum kepada Ara. Wajah Ara terlihat sangat bingung. Pria itu memang sangat tampan dengan setelan jas modern berwarna hitam.
“Ara, ini So ko hye ahjumma dan Jung ah yun ahjussi, dan ini putra mereka” mendengar itu, Ara tersenyum dan memberi salam pada mereka. Ibunya menyuruh Ara mengajak pria itu untuk berbincang di taman belakang. Setelah sampai di di taman, Ara memulai pembicaraan.
“apa kau yang merencanakan semua ini?” tanya Ara sambil menatap pria yang ada dihadapannya itu.
“ehm...mungkin sebagian, karena sebagian lagi adalah takdir!” ujar pria itu tersenyum.
“ahhh Yunho!!!” teriak Ara sambil mencubit pinggang Yunho, Yunho meringis.
“ah mianhe” ujar Ara merasa bersalah.
“aku yang harusnya bilang begitu,ehm.... Go Ara....sharanghae...” ujar Yunho sambil tersenyum manis. Ara tersenyum.
“na do~” ujar Ara sambil memeluk Yunho.
Ternyata Yunho memang merencanakan untuk mendapatkan Ara, karena sejak pertama kali bertemu, ia sudah jatuh hati pada gadis itu, dan ia sangat senang saat tahu yeoja yang akan dikenalkan padanya adalah Ara. Ara bersyukur pria yang ibunya pilih adalah Yunho, tadinya Ara berpikir bahwa Yunho adalah pria yang mudah menyerah, namun ia salah, Yunho adalah pejuang cinta, pejuang cintanya, pejuang cinta Go Ara.

                                                       

                                             ~END~

2 comments:

Nylla said...

Amma....^ ^
Lama menghilang dari FF,,,,,,,,,,masih di tunggu ya tulisan-tulisannya,,,,,,,

Amma said...

iya onnie, nanti aku mulai menulis lagi setelah UAS^^*

Post a Comment